Jumat, 25 November 2011

KOMUNIKASI MASA

TEMA 1

PROSES DAN KARAKTERISTIK ISI PESAN KOMUNIKASI MASA

Dengan mengikuti formula Lasswell dapat di pahami bahwa dalam Proses Komunikasi Massa terdapat lima unsur dalam proses komunikasi, yaitu :

  1. Who (siapa) : Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi. Segala masalah yang bersangkutan dengan unsur “ siapa” memerlukan analisis kontrol (control analysis) yaitu analisis yang merupakan subdivisi dari riset lapangan.

  1. Says What (apa yang dikatakan) : pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan, dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan.

  1. In Which Channel (melalui saluran apa) : media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi. Dalam hal ini dapat digunakan primary technique, secondary technique, direct communication atau indirect communication (Edward Sapir dalam Dasar-dasar Retorika, Komunikasi dan Informasi, Lathief Rousydi, 1985: 68).

  1. To Whom (Kepada Siapa) : Komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerima pesan. Dalam hal ini diperlukan adanya analisis khalayak (audience analysis).

  1. With What Effect (dengan efek apa) : hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaitan dengan efek ini diperlukan adanya analisis efek.

Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa:

Isi pesan komunikasi massa terutama adalah pikiran, ada kalanya juga perasaan, tetapi hanya merupakan faktor pengaruhnya saja. Lambang (symbol) umumnya adalah bahasa. Pentingnya bahasa sebagai lambang, oleh karena tanpa bahasa, pikiran sebagai isi pesan tidak mungkin dikomunikasikan.
Lambang utama pada media radio adalah bahasa lisan, pada surat kabar bahasa tulisan, pada film dan televisi adalah gambar. Pesan yang disiarkan media massa bersifat umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. Disini dimensi seni tampak berperan, dalam menata suatu pesan. Tanpa dimensi seni sebagai unsur penata pesan, tak mungkin media surat kabar, majalah, radio, televisi dan film dapat memikat perhatian dan memukau khalayak yang pada gilirannya mengubah sikap, pandangan dan perilaku.mereka.

TEMA 2

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASA

Pengertian Komunikasi Massa :

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003 : 188), yakni Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi terebut dapat diketahui bahwa Komunikasi Massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orag, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan Komunikasi Massa.

Definisi Komunikasi Massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies“. (Komunikai Massa adalah produksi dan distribusiyang berdasarkan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat, 2003 : 188).

Definisi Komunikasi Massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan cirri komunikasi yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, Komunikasi Massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dansatu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat, 2003 : 18) istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Definisi Komunikasi Massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasidari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat, 2003 : 188).

Definisi Komunikasi Massa yang dikemukakan wright, ialah bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatife besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secaraserentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. Definisi Wright mengemukakan karakteristik komunikan secara khusus, yakni anonim dan heterogen. Ia juga menyerbutkan pesan diterima komunikan secara serentak (simultan) pada waktu yang sama, serta sekilas(khusus untuk media elektronik, seperti radio siaran dan televisi).

Kompleksnya Komunikasi Massa dikemukakan oleh Severin dan Tankard Jr., 1992 : 3), dalam bukunya Communicatio Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass Mediayang definisinya diterjemahkan oleh Effendy sebagai berikut: “Komunikasi Massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu.

Ahli Komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan definisi Komunikasi Massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan defisinya dalam dua item, yakni: “pertama, Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayal meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agar sukar untuk didefinisikan. Kedua, Komunikasi Massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/ atau visual. Komunikasi barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (Effendy, 1986: 26)

Menyimak berbagai definisi Komunikasi Massa yang dikemukakan para ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian Komunikasi Massa. Bahkan, secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula cirri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi lainnya.

Rakhmat merangkum definisi-definisi Komunikasi Massa tersebut menjadi: “Komunikasi Massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat dfiterima secara serentgak dan sesaat (Rakhmat, 2003: 189).


Karakteristik Komunikasi Massa:

  1. Komunikator Terlembagakan
Ciri Komunikasi Massa yang pertama adalah Komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik.

  1. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi Massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

  1. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpesona, komunikator akan  mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya.

  1. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan Komunikasi Massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

  1. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000: 99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Sementara Rakhmat (2003) menyebutnya sebagai proporsi unsur isi dan unsure hubungan.

  1. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga cirri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

  1. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri Komunikasi Massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpesona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal.

  1. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Komuponen Umpan Balik atau yang lebih popular dengan sebutan feed-back merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
             
Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidka terbatas pada komunikasi antarpesona. Bila penulis memberikan kuliah pasa anda secara tatap muka, penulis akan memperhatikan bukan saja ucapan anda, tetapi juga kedipan mata, gerak bibir, posisi tubuh, intonasi suara, dan gerakan lainnya yang dapat penulis artikan. Semua symbol tersebut merupakan umpan balik yang penulis terima lewat seluruh alat indra penulis. Umpan Balik ini bersifat langsung (direct), atau segera (immediate). Seedangkan dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.

TEMA 3

Fungsi Komunikasi Massa:

                Fungsi Komunikasi Massa menurut Dominick (2001) terdiri dari:

1.                          Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
(a). warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b). instrumental surveillance(pengawasan instrumental).

Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.
               
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

2.             Interpretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hamper mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
               
Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan pada khalayak pembaca, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya.

3.             Linkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage atau (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4.             Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

5.             Entertainment (hiburan)

Sulit dibntah lagi bahwa pada kenyataannya hamper semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hamper tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Memnag ada beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. Demikian pula halnya dengan majalah. Tetapi, ada beberapa majalah yang lebih lebih mengutamakan berita seperti Time dan News week, Tempo dan Gatra.

Sementara itu, Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah:

1.                          Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.

2.                          Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak.

3.                          Fungsi Memengaruhi

Fungsi memengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk/editorial,features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar.

 Menurut Devito (1996) menyebutkan  fungsi komunikasi massa secara khusus, adalah:

1.                          Fungsi Meyakinkan (to persuade)
              Fungsi Komunikasi Massa secara umum antara lain memberikan hiburan kepada khalayaknya. Namun ada fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi. Menurut Devito (1996), persuasi bisa datang dalam bentuk:

  • Mengukuhkan atau memperkuat sifat, kepercayaan atau nilai seseorang;
  • Mengubah sikap, kepercayaan atau nilkai seseorang;
  • Mengerakan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan
  • Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.

2.                          Fungsi Mengerahkan Status

Penganugerahan Status (status conferral) terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan individu-individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka meningkat.

3.                          Fungsi Membius (narcotization)

Salah satu fungsi media massa yang pakling menarik dan paking banyak dilupakan adalh fungsi membiusnya (narcotization) ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirssa atau penerima terbius kedalam keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik (Devito, 1996).

4.                          Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan

Fungsi Komunikasi Massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemam-puannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatru kelompok. Sebagai contoh, seseorang yang sedang sendirian, ke-sepian dirumah yang besar, duduk diruang keluarga sambil minum teh dan menonton televisi.

5.                          Fungsi Privatisasi

Privatisasi adalh kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari sekelompok social dan mengucilkan diri kedaqlam dunianya sendiri. Beberapa ahli berpendapat bahwa berlimpahnya informasi yang dijejalkan kepada kita telah membuat kita merasa kekurangan laporan yang gencar tentang perang, inflasi, kejahatan, dan pe-ngangguran membuat sebagian orang merasa begitu putus asa sehingga mereka menarik diri kedalam dunia mereka sendiri.


TEMA 4

Dampak Komunikasi Massa:

Media Massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Bukti sederhana terjadi pada seorang remaja laki-laki yang mengenakan topi seperti yang dipakai aktor dalam satu tayangan komedi ditelevisi. Anak-anak lainnya pun dengan segera meniru budayanya, sosial dan politik dipengaruhi oleh media (Agee, 2001).
               
Media membentuk opini public untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Kampanye nasional larangan merokok ditempat-tempat umum memiliki kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya merokok bagi kesehatan perokok pasif. Public pun mendukung Presiden Clinton yang mengemukakan isu nasional tahun 1995, yaitu diberlakukannya peraturan pemerintah federal tentang larangan merokok bagi anak remaja. Kampanye serupa tentang pencegaha penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)dilakukan melalui media massa disini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai ranah sikap (Agee, 2001: 24-25).

Dominick (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi, yang menjadi agen sosilisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.

Isi pesan komunikasi massa terutama adalah pikiran, ada kalanya juga perasaan, tetapi hanya merupakan faktor pengaruhnya saja. Lambang (symbol) umumnya adalah bahasa. Pentingnya bahasa sebagai lambang, oleh karena tanpa bahasa, pikiran sebagai isi pesan tidak mungkin dikomunikasikan.
Lambang utama pada media radio adalah bahasa lisan, pada surat kabar bahasa tulisan, pada film dan televisi adalah gambar. Pesan yang disiarkan media massa bersifat umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. Disini dimensi seni tampak berperan, dalam menata suatu pesan. Tanpa dimensi seni sebagai unsur penata pesan, tak mungkin media surat kabar, majalah, radio, televisi dan film dapat memikat perhatian dan memukau khalayak yang pada gilirannya mengubah sikap, pandangan dan perilaku.mereka.

Sumber: Buku Komunikasi Massa

Kamis, 24 November 2011

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

TEMA 1
DEFINISI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

TEMA 2
TUJUAN KOMUNIKASI

Komunikasi pada dasarnya bertujuan untuk menjelaskan “siapa”,mengatakan “apa”dengan “saluran apa”,”kepada siapa”,dan “dengan akibata atau hasil apa”.(who/say what?in which channel? To whom? With what effect?) (lasswell,1960).dan komunikasi juga bertujuan untuk menyampaikan informasi,gagasan,emosi,keahlian dan lain-lainnya melalui penggunaan symbol-simbol,seperti kata-kata,gambar-gambar,angka-angka,dll (berelson dan steiner,1964).

TEMA 3
TUJUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SEBAGAI PROSES TRANSAKSIONAL

Komunikasi sebagai proses transaksional yaitu komunikasi yang pada dasarnya menuntut dua tindakan:member dan menerima.dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.apa yang kita terima,nilai besar kecilnya tergantung pada apa yang kita berikan.misalnya,dalam membeli suatu barang,lazimnya kualitas dan kuantitas suatu barang yang akan kita peroleh tergantug pada jumlah uang yang ada pada kita.prinsip ini juga berlaku bagi komunikasi.artinya seberapa besar tujuan yang kita harapkan dari tindakan komunikasi yang dilakukan,tergantung pada seberapa besar pula upaya yang kita lakukan untuk tindakan komunikasi tersebut.
Pengertian “transaksional” juga menunjuk pada suatu kondisi  bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah stu pihak,tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalamkomukasi.ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang dikomunikasikan.

TEMA 4
EFEKTIVITAS KOMUNITAS ANTAR PRIBADI

KAP merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilakuseseorang. Menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KAP sebagai berikut:

  1. Keterbukaan (openess).
  2. Empati (empathy).
  3. Dukungan (supportiveness).
  4. Rasa positif (positiveness).
  5. Kesetaraan (equality).

Feedback yang diperoleh dalam KAP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan.
David Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana meresponinformasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi.
Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam perilaku empati.
Berlo membagi teori empati menjadi dua:

  1. Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati atau mengidentifikasi perilakunya sendiri.

  1. Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus lebih dulu mengenal dan mengerti perilaku orang lain.


  1. Kelayakan (decentering).
  2. Pengambilan peran (role taking).
  3. Empati komuniksi (empathic communication).
  4. Kelayakan (decentering)

Bagaimana individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan mempertimbangkan apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tersebut.
Pengambilan peran (role taking)
Mengidentifikasikan orang lain ke dalam dirinya, menyentuh kesadaran diri melalui orang lain. Tingkatan dalam pengambilan peran:

  1. Tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan karakteristik dari norma dan nilai masyarakat.

  1. Tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada asumsi sebagian kelompokbudaya.

  1. Tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang dialami oleh individu.

Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan, kejadian, persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui pokok pikiran interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai objek tersebut bagi dirinya.

Febrina. 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling). diposting tanggal 8 Februari: 19.41 WIB.
Prakosa, A. 2007. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. diposting Jumat, 7 Desember: 20.06 WIB.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.

INFORMASI PESAN DAN MAKNA

TEMA 1

Konsep teori informasi
     
Komunikasi sekarang telah memiliki beberapa macam konsep dan teori yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Komunikasi juga semakin berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.
teori komunikasi klasik menurut Shannon dan Weaver, teori yaitu matematis atau informasi yang berkembang setelah perang dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada.
Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi Shannon dan Weaver dalam memberikan inspirasi ahli-ahli komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti Gerbner, Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.
Teori Informasi atau Matematis
1. Konteks Sejarah
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.
Teori informasi juga dapat menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi.Konsep dasar dalam teori informasi adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
Entropi
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).
(prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan-highly predictable, maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy.
Redundansi
Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Contoh dari fungsi redundansi misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.

TEMA 2

PESAN DAN MAKNA

Pesan(message) adalah informasi yang di komunikasikan kepada orang lain atau
khalayak dari isi komunikasi yang memiliki nilai yang disampaikna oleh seseorang komunikator,pesan juga bersipat menghibur,informatif,edukatif,persuasif dan juga bersipat propaganda,menurut  Dr.Turnomo Rahadjo  pesan dan makna yaitu Communication may have intentional and unintentional effects “apa yang kita katakana dan lakukan tidak selalu dimaknain oranglain seperti yang kita kehendaki.setiap orang memiliki otonomi (free will)dalam memaknai suatu realitas.moralitas dari hal tersebut:jangan pernah menyatakan diri paling benar karena kalau demikian akan menimbulkan polarized.

TEMA 3

MASALAH BAHASA DALAM KOMUNIKASI

Bahasa dalam komunikasi dalam penelitian ini merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu terhadap tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat. Desa Wonogoro merupakan salah satu desa yang komunikasi masyarakatnya adalah menggunakan bahasa Jawa dimana mayoritas masyarakat sekelilingnya adalah masyarakat yang berbahasa madura. Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa dalam komunikasi adalah adanya penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa oleh Kepala desa dalam penyampaian berbagai informasi pembangunan, dengan latar belakang pendidikan yang relatif cukup rendah sehingga kadang tidak mengerti dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang wajib untuk digunakan, sehingga komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh dalam komunikasi kepemimpinan Kepala Desa antara yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terhadap partisipasi masyarakat desa Wonogoro Kec. Lumbang Kab. Probolinggo.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori “The Conditions of Success in Communications” ( kondisi sukses dalam komunikasi ) yang berkaitan dengan komunikasi tatap muka yang dianggap sangat penting digunakan oleh komunikator (Kepala desa) dalam menyampaikan informasi sehingga dapat diterima dan dipahami oleh komunikan (masyarakat).
Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan 2 variabel yaitu bahasa dalam komunikasi (variabel X) dan partisipasi masyarakat (variabel Y).
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah masyarakat desa Wonogoro yang berjenis kelamin laki-laki, usia antara 30 sampai 70 tahun. Sedangkan sampel yang digunakan yaitu teknik Cluster Random Sampling. Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan perhitungan sampel menurut Winarno Surakhmad dimana disebutkan apabila sampel berjumlah diatas 100 orang maka diambil 25 % nya. Jadi 325 X 25 % = 81,25, sehingga menjadi 82 orang.
Sedangkan tehnik pengumpulan datanya menggunakan angket, observasi dan dokumentasi sebagai pelengkap data.
Data yang diperoleh akan dihitung secara statistik dengan menggunakan rumus Analisis Regresi linier sederhana dan Analisis Korelasi Product Moment.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh F hitung sebesar 21, 972 dan F tabel pada taraf signifikan 5 % menunjukkan nilai sebesar 3,96. Maka hipotesa penelitian ini diterima (HI) dan (HO) ditolak. Besarnya pengaruh yang terjadi diketahui dengan melihat nilai koefisien determinasi sebesar 0,464. Selanjutnya nilai koefisien determinasi dikalikan 100 %, sehingga dapat diketahui kalau pengaruh bahasa dalam komunikasi terhadap partisipasi masyarakat adalah 21,5%.

Daftar pustaka:
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. (1992). Spektrum Komunikasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition. London: Guernsey Press Co Ltd
Griffin, EM. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th Edition. USA: McGraw-Hill
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Group
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. USA: McGraw Hill
Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Susanto, Astrid. S. (1977). Komunikasi Kontemporer. Jakarta: Penerbit Binaciptahttp://jurusankomunikasi.blogspot.com
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science,
Dr.Turnom

MODEL - MODEL KOMUNIKASI

TEMA 4

 

PENGERTIAN DAN FUNGSI MODEL


Pengertian Model : Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya. Model Komunikasi adalah pola yang digunakan dalam proses komunikasi.
Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga fungsi :
1. Melukiskan proses komunikasi
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. 


TEMA 2

MODEL DASAR KOMUNIKASI

Model dasar komunikasi :  

  1. Model S – R
Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.

Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.   

  1. Model Aristoteles
Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato. Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda), argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.
 

  1. Model Lasswell
Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu :
1.Who
2.Says What
3.In Which Channel
4.To Whom
5.With What Effect

Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu :

1. Pengawasan Lingkungan – yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.
2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,
3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.
 

  1. Model Shannon dan Weaver
Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.

Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :

Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran. Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang sebagai fenomena satu arah.


  1. Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.


  1. Model Westley dan Maclean
Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.

Konsep pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadidengan komunikasi massa. Pesan ini juga membedakan pesan yang bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan.


  1. Model Gerbner
Model verbal Gerbner adalah :

1. Seseorang ( sumber, komunikator )
2. Mempersepsi suatu kejadian
3. Dan bereaksi
4. Dalam suatu situasi
5. Melalui suatu alat
6. Untuk menyediakan materi
7. Dalam suatu bentuk
8. Dan konteks
9. Yang mengandung isi
10. Yang mempunyai suatu konsekuensi


  1. Model Berlo

Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :

1. Keterampilan komunikasi
2. Sikap
3. Pengetahuan
4. Sistem sosial
5. Budaya

Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian).


  1. Model DeFleur
Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.
Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.


  1. Model Tubbs
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.


  1. Model Gudykunst dan Kim
Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.

Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.


  1. Model Interaksional
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.

TEMA 3
MODEL-MODEL PENGARUH KOMUNIKASI 

  1. Model-model pengaruh komunikasi adalah gambaran tentang pengaruh penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak. Menurut model S-O-R, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus tertentu yang diterimanya. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus. 

  1. Model komunikasi dari Comstock secara khusus menggambarkan pengaruh TV terhadap tingkah laku penontonnya. Diasumsikan bahwa, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku seseorang.


  1. Model komunikasi dua tahap yang dikemukakan Katz dan Lazarsfeld, memberikan gambaran tentang proses pengaruh media massa terhadap khalayak tidak terjadi secara langsung, tetapi melalui perantara yakni para pemuka pendapat (opinion leaders). Dengan demikian prosesnya mencakup dua tahap. Tahap pertama, dari media massa ke pemuka pendapat. Tahap kedua, dari pemuka pendapat ke orang-orang sekitarnya yang menjadi para pengikutnya.

  1. Model spiral keheningan yang dikemukakan Noelle-Neumann, juga menggambarkan tentang pengaruh media massa. Diasumsikan bahwa semakin dominan pendapat mayoritas dikemukakan dalam media massa, semakin menghilang atau hening suara-suara pendapat yang menentang.

sumber : http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/01/10/model-komunikasi/  , http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-komunikasi-menurut-para-ahli.html

PROSES KOMUNIKASI

TEMA 1

 

PRINSIP DASAR PROSES KOMUNIKASI

 

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy  Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi    adalah suatu proses simbolik Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.   

 

Prinsip 2 :

Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

 

Prinsip 3 :

 Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan

Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat  dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

 

Prinsip 4 :

 Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)

 

Prinsip 5 :

 Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

 

Prinsip 6 :

 Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

 

Prinsip 7 :

Komunikasi itu bersifat sistemik

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

 

Prinsip 8 :

 Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

 

Prinsip 9 :

 Komunikasi bersifat nonsekuensial

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

 

Prinsip 10 :

Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

 

Prinsip 11 :

 komunikasi bersifat irreversible

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

 

Prinsip 12 :

Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

http://meiliemma.wordpress.com

TEMA 2
PROSES TINGKATAN KOMUNIKASI
Menurut Denis McQuail, secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sebagai berikut :

Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication Yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf.Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.

Komunikasi antar-pribadi Yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya.Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dsbnya.

Komunikasi dalam kelompok Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi.Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dsbnya.

Komunikasi antar-kelompok/asosiasi Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.

Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi.Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. 

Komunikasi  dengan masyarakat secara luas Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara :Komunikasi massa Yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar,  TV, dsbnya.Langsung atau tanpa melalui media massa Misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.

http://heber-makariorio.blogspot.com


TEMA 3
TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan, yaitu kepentingan sumber dan kepentingan penerima. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber antara lain:
1.      memberikan informasi,
2.      mendidik,
3.      menyenangkan/menghibur, dan
4.       menganjurkan suatu tindakan/persuasi.

Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima antara lain:
  1. memahami informasi,
  2.  mempelajari,
  3.  menikmati, dan
  4.  menerima atau menolak anjuran.

Tujuan komunikasi juga dapat dipandang dari sudut sosial dan individu. Tujuan komunikasi dipandang dari sudut kepentingan sosial adalah:
  1. berbagai pengetahuan umum tentang lingkungan sekitarnya,
  2. sosialisasi peran, nilai, kebiasaan terhaap anggota-anggota baru,
  3. memberi hiburan kepada warga masyarakat, menciptakan bentuk-bentuk kesenian baru, dll,
  4. pencapaian konsensus, mengontrol tingkah laku.

Tujuan komunikasi dipandang dari keentingan individu adalah:
  1. menguji, mempelajari dan memperoleh gambaran tentang realitas, kesempatan dan bahaya,
  2. memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk hidup bermasyarakat,
  3. menikmati hiburan, rileks, melarikan diri dari kesulitan hidup sehari-hari, dll,
  4. menentukan keputusan/pilihan, bertindak sesuai aturan sosial.
Hasil dan akibat komunikasi pada dasarnya menyangkut tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Aspek kognitif, yaitu menyangkut kesaaran dan pengetahuan. Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal. Aspek afektif yaitu menyangkut sikap atau perasaan/emosi. Misalnya: sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci an menyukai. Aspek konatif, yaitu menyangkut perilaku/tindakan. Misalnya: berbuat seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan (menentang).
Komunikasi juga mempunyai empat fungsi sosial. Keempat fungsi sosial tersebut adalah:
1.      pengawasan lingkungan,
2.      korelasi di antara bagian-bagian dalam masyarakat untuk mencapai konsensus;
3.      transmisi nilai-nilai/warisan sosial dari satu generasi ke generasi  selanjutnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya (fungsi ini disebut fungsi sosialisasi), dan
4.      fungsi hiburan.
Fungsi pengawasan menunjuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penyebarluasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Upaya selanjutnya adalah diarahkan paa tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. Fungsi korelasi menunjuk paa upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Atas dasar penafsiran informasi ini diharapkan berbagai kalangan masyarakat mempunyai pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama  atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Fungsi sosial menunjuk pada upaya pendidikan dan pewarisan nilai-nilai, norma-norma, dan prinsip-prinsip dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Terdapat banyak model yang menjelaskan proses tahapan hasil atau akibat komunikasiyang terjadi i kalangan penerima. Tiga diantaranya adalah model AIDA (Attention, Interest, esire an Action), model Hierarki Efek dan model Adopsi Inovasi. Model AIDA memberikan gambaran bahwa dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah ia menerima sesuatu pesan akan menyangkut empat hal, yaitu perhatian, minat, keinginan dan tindakan. Diasumsikan bahwa tindakan yang diambil pada dasarnya didorong oleh adanya perhatian, minat dan keinginan. Model Hierarki Efek hampir sama dengan AIDA, hanya saja proses pentahapannya lebih kompleks, yaitu mencakup 6 tahap, yaitu menyadari, mengetahui, menyukai, memilih, meyakini dan membeli. Model adopsi inovasi (penerimaan ide/gagasan) meluputi lima tahap, yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, pelaksanaan dan konfirmasi. Model AIDA dan Hierarki Efek banyak digunakan dalam penelitian persuasi dan periklanan, sementara model Adopsi Inovasi digunakan dalam penelitian difusi inovasi (penyebaran ide baru) Ketiga model ini menjelaskan urutan tahapan hasil/akibat komunikasi dari mulai tahap kognitif, ke tahap afektif sampai tahap konatif. Dalam prakteknya ketiga tahapan hasil/akibat komunikasi tersebut dapat terjai secara terbalik atau tidak berurutan.